Siaran Pers: Video Diskusi Publik Serial “Perempuan Pejuang Tanah Air”

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram

SIARAN PRESS: No. 01/SAINS/PP/11/2015
SAJOGYO INSTITUTE MELUNCURKAN VIDEO DISKUSI PUBLIK SERIAL “PEREMPUAN PEJUANG TANAH AIR”

(Bogor, 3 November 2015) Perempuan menghadapai tantangan yang lebih besar dan berlapis saat berupaya menjadi seorang pemimpin dalam situasi krisis sosial ekologis, dibanding laki-laki. Tak hanya harus memperjuangkan “ruang belajarnya” dalam perannya sebagai perempuan dalam keluarga dan komunitas. Pada kawasan-kawasan yang menghadapi krisis ekologi yang menyejarah, perempuan juga harus berhadapan dengan negara bahkan korporasi. Catatan penting ini menjadi salah satu kesimpulan dari Diskusi Publik bertema “Menguatkan Kepemimpinan perempuan, Mengurus Krisis Sosial-Ekologis di Nusantara”, yang diselenggarakan Juni 2015 di kampus UI Salemba. Hari ini, 3 November 2015, video diskusi publik tersebut diluncurkan oleh Sajogyo Institute.

Video serial Perempuan Pejuang Tanah Air ini berisi tujuh bagian, lima diantaranya berisi pengalaman-pengalaman para perempuan yang sedang dan atau berhasil memimpin perjuangan menyelamatkan tanah air di kampung masing-masing. Mereka adalah Aleta Baun (perempuan adat, Pimpinan OAT, anggota DPRD NTT; Mollo NTT), Eva Bande (pejuang Agraria, Luwuk Banggai-Sulaweai Tengah), Gunarti (Pejuang Masyarakat Adat Sedulur Sikep, Pati-Jawa Tengah), Nissa Wargadipura (Pimpinan Pesantren Ekologi Ath-Thariq, Garut-Jawa Barat), dan Rusmedia Opung Putra (Petani Kemenyan-Sumatera Utara).

“Di tengah menghadapi akibat krisis sosial ekologis yang mengancam tubuhnya dan tubuh alam, perempuan pejuang tanah air juga berani memberikan solusi-solusi penting, yang mendudukan kembali relasi antara manusia dan alam. Tak hanya itu, mereka juga mengajarkan kita bagaimana menyeimbangkan produksi dan konsumsi dalam kehidupan keseharian. Mereka menawarkan konsep tanding dalam menghadapi krisis sosial ekologis yang menyejarah, yang terbukti tak mendapat perhatian, apalagi ditemukan solusinya oleh pengurus negara kini,” ujar Siti Maimunah, peneliti Sajogyo Institute, yang juga menjadi koordinator Diskusi Publik.

“Pesan utama dari video ini bersumber dari pelaku, yang melakukan dan mengalami langsung seluruh proses perjuangan berikut akibat-akibat yang harus ditanggung mereka, namun tetap tegak berani, hingga kini. Demi masa depan anak cucu dan keberlanjutan ekologis. Para Perempuan Pejuang tanah-air itu, bukan hanya sumber inspirasi perjuangan bagi pembalikan beragam krisis sosial-ekologis yang menjadi masalah dasar bangsa ini, lebih dari itu, mereka telah mengisi kekosongan “keteladanan” bagi bangsa ini, yang semakin hari dipenuhi sikap-sikap ketidakpedulian dan pengabaian atas cita-cita kemandirian dan kedaulatan atas bangsanya sendiri. Mereka, Para Perempuan Pejuang tanah air itu, telah menjadi Imam (Pemimpin) yang melantangkan kembali cita-cita “Kemerdekaan dan Proklamasi (17 Agustus 1945)” menurut caranya sendiri. Saatnya, kita bersama mereka, melanjutkannya”, ujar Eko Cahyono, Direktur Sajogyo Institute .

Berikut link video serial diskusi publik yang bisa diunduh melalui YouTube Sajogyo Institute:

https://www.youtube.com/channel/UCALsxauXPE99fOfLgeUB0dg

atau dapat juga melalui link dibawah ini:

  1. Sambutan : https://www.youtube.com/watch?v=In0dN663o2M
  2. Noer Fauzi Rachman : https://www.youtube.com/watch?v=Rd4Niy7-A_o
  3. Gunarti : https://www.youtube.com/watch?v=_Rp4TyJn6Qo
  4. Eva Bande : https://www.youtube.com/watch?v=f2haUQhlfmA
  5. Aleta Baun : https://www.youtube.com/watch?v=SMei3ZLcPgg
  6. Opung Putra : https://www.youtube.com/watch?v=qPVhVqJxqw4
  7. Nissa Wargadipura : https://www.youtube.com/watch?v=YVsn1Z_dJlY

Kontak Media : Siti Maimunah, 0811920462

More to explorer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

two × 5 =

KABAR TERBARU!