“Pembangunan haruslah memiliki visi memberdayakan manusia dan masyarakat dalam arti yang seluas-luasnya. Inti keberdayaan itu ada pada realisasi optimal keswadayaan manusia dan masyarakat. Lagi pula, sudah terbukti dalam sejarah bahwa keswadayaan adalah sumberdaya kehidupan yang abadi dan partisipasi merupakan perwujudan optimalnya. Keberdayaan merupakan modal itama masyarakat untuk mengembangkan dirinya serta mempertahankan keberadaannya di tengah masyarakat lain. Pembangunan yang memberdayakan hanya bisa tercapai melalui sikap intrinsik ‘memanusiakan manusia’, sebagai manusia budaya, melalui penggalian dan pengharagaan pada nilai-nilai luhur kemanusiaan, dan melalui pengembangan prakarsa dan partisipasi masyarakat menolong diri sendiri untuk ‘berdiri di atas kaki sendiri’ (Sajogyo, 2001: tanpa halaman).
Pendekatan penelitian yang dipakai oleh Sajogyo Institute adalah Kaji Tindak Partisipatoris. Kaji Tindak Partisipatoris diambil dari pendekatan penelitian Participatory Rural Appraisal(PRA), atau dengan kalimat sederhana, Participatory Learning and Action(PLA), dengan jargon ‘Belajar Bersama, Bertindak Setara’. Esensinya adalah belajar dan bertindak bersama masyarakat melalui proses aksi-refleksi yang terus menerus selama dan pada setiap tahapan kegiatan.
Penelitian Partisipatif yang diusung Sajogyo Institute merupakan respon kritis terhadap pendekatan penelitian arus utama yang mengutamakan logika pembangunan ‘satu dimensi’ yang serba ‘dari atas’ dan mengikis potensi kemandirian ‘dari bawah’. Professor Sajogyo mengingatkan pentingnya mengembangkan potensi ‘tenaga dalam’ masyarakat sebagai syarat pembangunan yang ‘memanusiakan manusia’ dan bertahan menghadapi segala tantangan zaman.
Dalam pendekatan Kaji Tindak Partisipatoris, keterlibatan orang luar pada semua proses pemberdayaan dijiwai semangat persahabatan atau pertemanan. Semangat itu terejawantahkan dengan kegiatan belajar dan bertindak bersama masyarakat, mengupayakan tersedianya kesempatan bagi masyarakat untuk menggunakan, mengolah, dan meningkatkan kemampuan masyarakat menghadapi masalah yang berkembang dalam diri dan lingkungannya. Bertindak dan belajar bersama mengacu pada pengertian seluas-luasnya dan berprinsip bahwa perubahan yang diupayakan selalu mengutamakan kepentingan orang dalam daripada orang luar.
Pendekatan Kaji Tindak Partisipatoris memiliki dua sisi yang erat dan tak terpisahkan. Sisi pertama, sekumpulan jiwa, etika, dan prinsip yang mendahulukan kepentingan masyarakat di mana ia digunakan. Sisi kedua, sekumpulan alat atau teknik pemberdayaan masyarakat (penjajakan kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi) yang sederhana dan berdayaguna praktis untuk berbagai tingkat kemampuan masyarakat.
(Tulisan ini disadur dan diolah dari tulisan Sajogyo (2001) berjudul “Metode Kajian Partisipatif yang Memberdayakan“)
© 2021 Sajogyo institute