Krisis masa pandemi yang mendera Indonesia sejak Maret 2020 telah menghantam kondisi sosial ekonomi masyarakat. Dibanding krisis ekonomi 1998, karakter krisis ekonomi 2020 akibat pandemi virus jauh lebih mengerikan. Tak hanya krisis ekonomi, tapi krisis kemanusiaan. Hantaman paling keras dirasakan oleh lapisan golongan lemah pedesaan dan perkotaan. Hal yang paling subtil adalah, krisis juga mengancam keadaan gizi masyarakat golongan lemah pedesaan dan perkotaan (baik generasi sekarang maupun generasi mendatang).
Beban yang dipikul kaum perempuan juga semakin berat sejak merebaknya pandemi. Tidak hanya kehilangan pekerjaan, sebagai Ibu Rumah Tangga, mereka kerap mengalami kekerasan dalam rumah tangga selama masa pandemi. Pemerintah justru terfokus pada pemulihan ekonomi makro ‘permukaan’. Sedangkan masyarakat golongan paling lemah pedesaan dan perkotaan masih bergulat dalam pemenuhan ekonomi harian mereka (mikro). Hal itu menimbulkan jurang pemisah di antara keduanya semakin lebar.
Belajar dari Gagasan Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo, krisis sosial ekonomi akibat pandemi bisa dicegah dengan cara lebih awal membangun kemandirian golongan kalangan lemah perkotaan dan pedesaan. Melalui gagasan Sajogyo dan Pudjiwati mengingatkan kita kembali terhadap pentingnya untuk mengangkat golongan lemah pedesaan dan perkotaan sebagai subjek paling penting dalam pembangunan sosial ekonomi Indonesia.
Apa dan sejauh apa relevansi pemikiran Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo di masa krisis saat ini, terutama masalah krisis pangan dan gizi dan masalah perempuan yang menumpuk bagai gunung es?
Sajogyo Institute dan IPB University mengundang Bapak, Ibu dan kawan-kawan sekalian dalam The 2nd Sajogyo and Pudjiwati Sajogyo Lecture 2020 pada,
Hari dan Tanggal:
Rabu, 30 September 2020
Pukul:
13.00-16.00 WIB
Link Registrasi:
ipb.link/daftarsp2020
Link Zoom:
bit.ly/ZoomSP2020
Livestreaming YouTube:
Media Sajogyo Institute
Contact Person:
0899-9505-028 (Ani)