Indonesia Timur seringkali diidentikkan (bahkan distigmatisasi) sebagai wilayah terbelakang, ‘kurang pembangunan’, tingkat kemiskinan tinggi. Di sisi lain, sumber-sumber alam yang sudah akrab dengan masyarakat Indonesia Timur adalah sumber penghidupan yang justru membuat mereka kaya dan berkecukupan. Namun, seringkali atas nama pembangunan, pengerukan dan pengurasan sumber ‘daya’ alam menjadi dalih atas nama ‘kemajuan, kesejahteraan bersama’.
Sajogyo Institute telah beberapa kali melakukan riset lapang di Indonesia Timur (Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, Maluku Utara, Kepulauan Maluku, dan Papua), dari MIFEE Papua, Masalah Konflik di Tanah Adat vs Negara (dan Swasta), hingga riset Bioregion Papua (kolaborasi dengan FWI). Semua riset menunjukkan, masalah-masalah agraria di Indonesia Timur begitu kronis, namun jarang dan sedikit menjadi perhatian masyarakat terutama di tingkat nasional.
Maka, se-kronis apa masalah-masalah agraria di Indonesia Timur? Lalu, seperti apa perkembangan masalah agraria di Indonesia Timur pasca pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja?
Sajogyo Institute mengundang kawan-kawan dalam rangkaian Seminar Indonesia Timur dengan mengangkat tema besar “Meninjau Masalah Agraria Indonesia Timur dalam Beragam Perspektif”, yang akan berlangsung secara berseri dalam 4 (empat) hari, pada
Hari, tanggal: Selasa-Jumat (14-17 Desember 2021)
Selasa, 14 Desember 2021: Masalah-masalah Agraria di Pulau Sulawesi
Rabu, 15 Desember 2021: Masalah-masalah Agraria di Kepulauan Bali-Nusa Tenggara
Kamis, 16 Desember 2021: Masalah-masalah Agraria di Kepulauan Maluku
Jumat, 17 Desember 2021: Masalah-masalah Agraria di Pulau Papua
Pukul:
10.00 – 13.00 WIB, 11.00 – 14.00 WITA, 12.00 – 15.00 WIT
Link zoom: bit.ly/AgrariaIndonesiaTimur
#AgrariaIndonesiaTimur
#BatalkanUUCK
#WujudkanReformaAgrariaSejati
#BelajarBersamaBertindakSetara