Tahun: 2016
Penulis: Ismunandar
Daerah Penelitian: Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat
Kata kunci: Studi Agraria, Konflik Agraria, Gerakan Petani, Kehutanan, Geothermal, Etnografi
Tanaman di halaman dielus-elus oleh seorang pemuda. Ianto namanya. Di Desa, cabe, tomat, dan sayuran tinggal dipetik tidak seperti di kota yang perlu pakai duit, katanya. Tak lama kemudian, seorang lelaki paruh baya mendekati kami dan lalu diceritakannnya sebuah peristiwa yang dia alami beberapa hari sebelumnya. Sepeda motornya ditahan oleh polisi. Kepada polisi itu ia bertanya. Sepeda motor ini milik siapa? Kalau rusak siapa yang perbaiki? Pajaknya siapa yang bayar? Mengapa Bapak menahan sepeda motor saya seenaknya? Apakah saya sedang menumpang di Indonesia
Begitu dekatnya kampung Cikahuripan dengan Lembah Papandayan dan sungai Cipandai. Hanya saja, kedekatan ruang tidak serta merta mendekatkan orang dengan tanah dan airnya. Ketika jarak tidak lagi sekadar urusan matematika, melainkan masuk ke dalam urusan politik kekuasaan. Papandayan yang membentang, sungai Cipandai yang bening dan mengalir deras terasa sempit ketika dunia dalam hanya terarah pada sepetak dua petak tanah untuk mempertahankan kehidupan, saat kapitalisme dari masa ke masa bergerak untuk menjamin ketersediaan ruang bagi kelangsungannya, sejak model kolonial hingga perkekutuannya dengan negara dan kekuasaan sejak Orde Baru sampai pasca Reformasi saat ini. Bagaimana “menjawab” ini, dan bagaimana pula sekolah yang ada di Sarimukti “membaca” kalimat “Menumpang di Indonesia” itu?
Download di sini.