Tahun: 2014
Penulis: Mia Siscawati, Noer Fauzi Rachman
Daerah Penelitian: Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jambi
Kata Kunci: Studi Agraria, Politik Konsesi, Gender, Perempuan, Industri Ekstraktif, Kehutanan, Perkebunan, Pertambangan, Restorasi Ekosistem, Sawit, Batubara
Sejak jatuhnya rezim otoriter Soeharto pada tahun 1998, dan diterapkannya kebijakan desentralisasi yang dimulai pada tahun 2000, terjadi perubahan penguasaan tanah dan sumber-sumber agraria diiringi dengan perubahan tata guna tanah secara drastis dan dramatis dalam beragam lokalitas kepulauan Indonesia. Perubahan-perubahan tersebut terkait dengan pemberian konsesi-konsesi agraria, meliputi ekstraksi sumber daya hutan dan sumber tambang, serta konsesi perkebunan besar (Moeliono et al 2009, Resosudarmo et al 2012).
Namun demikian, belum terdapat kajian mendalam tentang kontribusi penciptaan ruang baru untuk akumulasi modal yang mendukung rantai produksi, sirkulasi dan konsumsi komoditas global seperti minyak kelapa sawit, batu bara, pulp dan kertas, serta jasa penyerapan karbon yang disediakan oleh ekosistem hutan yang didukung oleh akumulasi modal besar berpengaruh pada proses perubahan tata guna tanah di berbagai wilayah yang memiliki beragam konteks politik.
Kajian mendalam tentang mekanisme-mekanisme apa saja yang bekerja yang membuat kebijakan dan operasionalisasi sistem konsesi agraria menegasikan hak-hak masyarakat adat dan masyarakat lokal, termasuk perempuan, juga belum tersedia. Selain itu, terdapat keterbatasan kajian tentang bagaimana komunitas-komunitas yang kehilangan ruang hidupnya dan atau mengalami beragam bentuk kerugian sosial ekonomi akibat konsesi agraria mengartikulasikan posisi mereka dan memperjuangkan diri agar mereka dapat “terlihat” secara sosial-politik.
Kajian kritis tentang konsesi agraria dan perubahan tata guna tanah dengan menggunakan lensa feminis diperlukan untuk mengungkapkan dan menjelaskan bagaimana gender sebagai konstruksi sosial memberikan kontribusi bagi relasi sosial dan politik dalam beragam mekanisme yang bekerja dalam proses perumusan kebijakan tentang konsesi-konsesi agraria dan operasionalisasi konsesi-konsesi tersebut. Selain itu, lensa feminis akan membantu penelitian ini memberikan ruang kajian tentang bagaimana perubahan tata guna lahan dan krisis sosial-ekologis yang menyertainya yang memiliki dimensi gender berdampak pada perempuan dan berbagai kelompok marjinal lainnya.
Download di sini.