Rendi Oman Gara (Peneliti dan Pegiat Sajogyo Institute)
Sepanjang April-Mei 2025 saja, dua kali sudah masyarakat Maba Sangaji menggelar protes untuk menentang operasi penambangan dari PT. Position (POS), anak perusahaan dari Harum Energy (PT. Harum Energy, Tbk).
Seperti sudah banyak diberitakan, sesudah protes tersebut warga Maba Sangaji diganjar hukuman sangat keras. Tak kurang dari 11 warga Maba Sangaji ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Dari sini saja sudah terlihat besarnya perlindungan aparat keamanan terhadap POS. Fakta ini juga mencerminkan betapa besarnya hasrat POS untuk menambang nikel di Halmahera.
Baca juga: Aksi Solidaritas SOLASI: Bebaskan 11 Masyarakat Adat Maba Sangaji
POS diketahui bukan satu-satunya penambang nikel di Halmahera. Berbagai perusahaan berlomba-lomba menambang nikel di sekujur Halhamera. Di Kabupaten Halmahera Timur saja, saat ini ada setidak-tidaknya 17 perusahaan yang sudah mengantungi konsesi pertambangan, dengan luas total lahan konsesi yang mencapai 159.094 hektar.
Maka, pertanyaanya adalah: jika nikel sudah dikeruk, lalu diangkut kemana?
Bersama POS, perusahaan-perusahaan penambang nikel tersebut tercatat sebagai sub kontraktor bagi PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), perusahaan pengolahan tambang terbesar di Halmahera. Dan, kerjasama ini sudah berlangsung hanya dalam rentang tahun 2022 hingga 2026.
Seperti terlihat pada tabel di bawah ini, HRUM sendiri bahkan memiliki empat smelter pengolahan nikel yang beroperasi di komplek industri IWIP.

Sesudah mengeruk bahan mentah bijih nikel dari perut bumi, tugas berikutnya dari POS adalah mengirimkannya ke pabrik peleburan smelter IWIP1 guna memproduksi nikel pig iron (NPI).
Aliran bahan mentah dari wilayah pertambangan ke pusat pengolahan nikel ini sekaligus mencerminkan kerjasama antara konglomerat tambang Indonesia dengan Tsingshan Holding Group (Tsingshan), raksasa tambang dunia asal China. Pada akhirnya, bahan tambang yang dikeruk di Maba akan bermuara di pabrik baja nikel tahan karat milik Tsingshan di provinsi Zhejiang dan Fujian.2
Selain ke China, nikel yang ditambang POS di Halmahera Timur juga mengalir ke Australia melalui tangan sebuah perusahaan bernama Nickel Mined Limited. Sementara, di perusahaan yang baru disebutkan tersebut, Tsingshan memiliki jatah saham sebanyak 22,68%, melalui anak usahanya yang bernama Shanghai Decent Investment Group Co Ltd,
Kerja sama ini ada sebabnya. Melalui kepemilikan saham tersebut, Tsingshan membantu Nickel Mined Limited untuk berkembang, dari hanya sekadar perusahaan pertambangan menjadi produsen logam terbesar keenam di dunia.
Untuk melengkapi seluruh cerita, lihat pula kajian yang dilakukan oleh Riset Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER). Judul kajiannya, “Rangkaian Pasok Nikel Baterai dari Indonesia dan Persoalan Sosial Ekologi, (2020). Kajian ini mendapati, perusahaan-perusahaan pengolahan nikel yang beroperasi di Morowali, Obi, dan Weda adalah bagian dari produksi baterai global yang memasok berbagai merek otomotif ternama seperti Tesla, BMW, Honda, hingga industri otomotif regional di China.
Untuk memperdalam cengkeramannya atas industri nikel, Tsingshan juga membangun pabrik peleburan (smelter) bagi perusahaan Australia, Nickel Industries.Sebagai imbalannya, Nickel Industries memberikan Tsingshan akses ke pasar Eropa. Jelas sudah, tujuan Tsingshan merangkai rantai pasok China-Australia ini adalah untuk merajai industri nikel dunia. Cerita ini jelas lebih serius dari, lebih besar, dan jauh melampaui gambaran yang sering diceritakan tentang perang dagang antara Amerika dan China.
Jika seluruh cerita adalah demikian adanya, semakin jelas pula mengapa POS mendapatkan dukungan politik dan kebijakan yang demikian kuat di tingkat nasional, untuk menguasai lahan dan bahan baku di wilayah konsesi pertambangannya.
Alasan dari pembukaan lahan pertambangan; tepatnya pembongkaran dan pengerusakan tanah, hutan, sungai, sumber-sumber pangan, nafkah, dan seluruh ekosistem di Maba, bukanlah demi memajukan pembangunan di daerah tersebut. Melainkan demi ambisi memuaskan agenda global, khususnya dalam kerangka ekonomi politik China. Tsingshan secara terang-terangan mendukung penuh proyek One Belt One Road (OBOR) atau Belt and Road Initiative (BRI) bagi perluasan ekspansi global China. Dengan demikian, China3 telah menancapkan taring ideologinya atas Indonesia.4
Catatan Kaki
1PT IWIP sendiri merupakan perusahaan patungan dari tiga investor asal Tiongkok, yaitu Tsingshan Holding Group, Huayou Holding Group, dan Zhenshi Holding Group Co., Ltd.
2Laman Website Resmi Nickel Industries Sumber:https://nickelindustries.com/tsingshan-collaboration/?tab=iwip-group Diakses Pada 11 Juni 2024
3Jurnal Qiushi. Diakses Pada 11 Juni 2025 http://en.qstheory.cn/ Diakses Pada 11 Juni 2025.
4The Jakarta Post, “RI Rushed to Court China for OBOR Investment Pledge,” The Jakarta Post, 5 Juli 2017, https://www.thejakartapost.com/news/2017/07/05/ri-rushes-court-china-obor-investment-pledge.html.
Referensi
Rushdi, R., et.all. Rangkaian Pasok Nikel Baterai dari Indonesia dan Persoalan Sosial Ekologi. Jakarta: AEER, 2020.Transparency International Indonesia, 2023.
PT Harum Energy Tbk. Official Website. Jakarta, Indonesia: PT Harum Energy Tbk., diakses 17 Juli 2025. https://www.harumenergy.com/.
Nickel Industries. “Tsingshan Collaboration – IWIP Group.” NickelIndustries.com. Diakses 11 Juni 2024. https://nickelindustries.com/tsingshan-collaboration/?tab=iwip-group.
Tsingshan Holding Group Co. Ltd. TSS Group Official Website. Wenzhou, China: Tsingshan Holding Group Co. Ltd., diakses 17 Juli 2025. https://www.tssgroup.com.cn/en/.
Berita
Jakarta Post. “RI rushes to court China for OBOR investment pledge”, 5 July 2017. https://www.thejakartapost.com/news/2017/07/05/ri-rushes-court-china-obor-investment-pledge.html
Xhinhua. China shares opportunities with world via Maritime Silk Road, 27 November 2023, Diakses 11 Juni 2025 http://en.qstheory.cn/2023-11/27/c_942306.htm.
====
*Tulisan ini telah dimuat dalam tapak maya Trimurti.id, 16 Agustus 2025