Tahun: 2016
Penulis: Waris Lakek, Syaukani Ichsan, Rindu Hartoni Capah, Rinal Rinoza
Daerah Penelitian: Kabupaten Lebak, Provinsi Banten
Kata kunci: Studi Agraria, Etnografi
Kampung Gunung Sanggar merupakan sebuah perkampungan yang dibentengi pegunungan di sekelilingnya. Perkampungan yang begitu hening ini terletak di ketinggian antara 600-1500 mdpl. Penyebutan kampung lebih identik untuk menyebutkan satu-kesatuan bentang alam yang menjadi ruang hidup bersama.
Karena itu, penamaan kampung identik dengan nama tempat (toponim) serta ekosistem yang mengitarinya. Beberapa gunung yang mengaping kampung antara lain adalah Gunung Sanggar, Gunung Hanjawong, Gunung Pancaniti, Gunung Datar Rengit, Bukit Buligir, Gunung Batu Gudang dan Gunung Pakuan. Di antara pertemuan sulur kaki-kaki gunung tersebut terbentang dataran bawah yang relatif renda, di situlah terletak lembur (kampung): dataran pemukiman, lahan pertanian sawah, kebun kopi, kebun pisang, dan berbagai jenis tanaman keras seperti cengkeh, pohon puspa dan jengjeng (sengon).
Posisi Kampung disengaja berada di lahan datar dengan tanah relatif gembur dan banyak air. Gunung-gunung itu berfungsi sebagai benteng alamiah yang meredam kuatnya angin bertiup. Seolah pergunungan itu membentengi lembur dari jamahan zaman, yang membawa ancaman-ancaman segala rupa. Perkampungan ini laksana kerajaan kecil yang mampu hidup dan menghidupi para penghuninya.
