Tahun: 2014
Penulis: RMI, Sajogyo Institute, AMAN, Komnas HAM
Daerah Penelitian: Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten
Kata Kunci: Studi Agraria, Konflik Agraria, Masyarakat Adat, Pertambangan, Kehutanan
Naskah ini menguraikan cerita seputar kasepuhan-kasepuhan yang berada di Propinsi Banten dan Jawa Barat beserta konflik tenurialnya dulu hingga kini. Dimulai dengan penjelaskan sejarah demografis setiap kasepuhan sebagai hak historis mereka atas wewengkon (wilayah adat) di kawasan hutan, jauh sebelum Indonesia merdeka. Kemudian diuraikan strategi nafkah tradisional, pola dan hubungan erat mereka dengan hutan dan sumberdaya alam di sekitarnya serta tata kelola tradisional atas sumberdaya alam, nilai-norma, keyakinan dan kebudayaan yang dianut-kembangkan hingga kini. Kelembagaan dan aturan-aturan adat yang masih terjaga dan dipatuhi, rumah adat yang masih terjaga, upacara adat tahunan (seren taun) yang masih hidup telah mendapatkan beragam penghargaan sebagai salahsatu bukti bentuk pengakuan atas sistem kelola hutan yang lestari dan berkelanjutan dari masyarakat Kasepuhan.
Namun sayangnya, hak dasar dan pengakuan yang diberikan belumlah utuh. Akibatnya konflik tenurial dengan beragam pihak terus terjadi. Selanjutnya, naskah ini juga menjelaskan sejarah konflik tenurial Masyarakat Kasepuhan yang melewati tiga periode rezim yaitu: 1) Periode Rezim Tambang, 2) Periode Rezim Hutan Produksi Perum Perhutani, 3) Periode Rezim Kawasan Hutan Konservasi. Di setiap rezim dan periode yang berbeda memiliki jenis, karakter, dinamika, bentuk, respon, kontestasi dan implikasi konflik yang berbeda-beda pula. Setelah menguraikan beragam implikasi konflik baik secara sosial, ekonomi, politik dan budaya dengan beragam bentuk pelanggengan konflik, naskah ini ditutup dengan uraian tentang perlawanan dan tuntutan masyarakat Kasepuhan Banten Kidul untuk kedaulatan atas tanah-airnya sendiri.
Download di sini.