Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial dalam Praktik: Pengalaman Riset dan Advokasi Mitra Knowledge Sector Initiative

Dokumen pembelajaran GEDSI (Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial) menyajikan pengetahuan GEDSI dari mitra KSI dan organisasi lain yang menjadi champion dalam mengarusutamakan GEDSI dalam penelitian dan advokasi mereka. Buku ini bertujuan untuk memperkaya proses pengetahuan-ke-kebijakan (K2P) dengan perspektif dari komunitas yang termarjinalisasi dan memberikan saran tentang bagaimana melibatkan komunitas ini selama proses K2P berlangsung. Buku ini juga memuat tentang bagaimana membuat kerja lapangan dapat diakses oleh tantangan-tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas atau orang-orang yang mengalami diskriminasi berbasis gender. Buku ini bertujuan untuk membantu para peneliti dengan memberikan contoh bagaimana mengedepankan penelitian inklusif dengan mengikutsertakan komunitas yang termarjinalkan, termasuk menemukan cara bagi komunitas yang termarjinalkan untuk memiliki suara tentang bagaimana dan kapan mereka ingin terlibat.

Kumpulan 30 cerita ini menyoroti pentingnya mengintegrasikan pengetahuan ke dalam kebijakan dengan melibatkan kelompok rentan sebagai sumber pengetahuan dan advokasi. Kumpulan cerita ini menunjukkan bagaimana kelompok marjinal memainkan peran penting, tidak hanya sebagai responden penelitian tetapi juga dalam partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan dan struktur kebijakan. Penelitian berperspektif GEDSI mempertimbangkan partisipasi subjek penelitian dalam menentukan ruang lingkup, bentuk kajian, komunikasi, dan hasil penelitian. Konsep keterwakilan yang merupakan bagian penting dari advokasi berperan dalam membentuk kebijakan yang lebih baik dan lebih inklusif.

KSI memainkan peran katalis dalam penyusunan buku ini dengan (1) memprakarsai wacana publik tentang pentingnya pengarusutamaan GEDSI dalam penelitian dan advokasi dan (2) mempromosikan kolaborasi dan berbagi pengetahuan. Buku ini ditulis lebih dari 58 peneliti dan aktivis dari tiga perguruan tinggi, 13 lembaga riset dan delapan lembaga swadaya masyarakat beserta mitra dari program DFAT yang lain seperti, Kemitraan Australia-Indonesia untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (MAMPU), Australia-Indonesia Partnership for Justice Phase II (AIPJ II), Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab Southeast Asia  (J-PAL SEA), dan Indonesia Australia Partnership for Infrastructure (KIAT).

Download di sini.

Categories
KABAR TERBARU!