Keseluruhan cerita dalam laporan ini menunjukkan satu hal: beroperasinya PLTU Captive di Desa Kawasi, Pulau Obi, memunculkan proses kavitasi kondisi sosial-ekologi pada skala pulau. Kavitasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan terbentuknya gelembung-gelembung gas pada cairan karena perubahan tekanan di dalam pipa. Istilah ini memiliki konotasi negatif sebab keberadaannya dapat menurunkan daya tahan suatu benda. Kami menggunakan istilah ini untuk merepresentasikan fenomena penurunan kualitas kondisi sosial dan ekologi di Kawasi secara khusus dan pulau Obi secara umum ketika PLTU Captive beroperasi.
Sejak kehadiran PLTU Captive sebagai pendukung utama kebutuhan energi untuk hilirisasi serta pemprosesan nikel pada smelter, sejak itu pula pengerukan dan penghancuran pulau Obi makin cepat dan massif. Situasi ini menunjukkan bahwa ruang sosial-ekologis pulau Obi dilihat hanya sebagai ruang produksi kapital, bukan ruang kehidupan bersama manusia dan entitas lainnya yang telah menyejarah. Fenomena ini bisa juga kita sebut, meminjam istilah Hendro Sangkoyo, pengeroposan kesatuan sosial-ekologis menyejarah oleh perluasan ruang akumulasi kapital baru yang akan melahirkan krisis baru. PLTU Captive berperan sebagai medium percepatan akumulasi kapital, sekaligus percepatan pengrusakan ruang sosial-ekologis.
Kertas kerja dapat diunduh di sini.