Bencana alam yang seringkali kita hadapi akhir-akhir ini (dari Tanah Longsor di Sumedang hingga Banjir Besar di Kalimantan Selatan) menjadikan refleksi keras terhadap pertanyaan ‘Mengapa…?’ Sering kita dengar dari sebagian masyarakat menjawab ‘toh itu adalah takdir yang telah digariskan oleh Tuhan’. Namun, jawaban itu tidak memuaskan, bahkan menjadi semakin terasa ‘aneh’.
Bencana yang akhir-akhir ini terjadi tidak ber-akibatsekonyong-konyong, namun pertanyaan ‘mengapa’ mencari ‘sebab’. Tak ada akibat tanpa sebab.
Lagu berjudul ‘Paris Van Java?’ yang digubah Cak Rus and The Rush Brain merupakan suatu lagu yang membuka refleksi kita sebenarnya apa yang terjadi dan ‘mengapa bencana itu terjadi’. Suatu deskripsi singkat nan ciamik diiringi lantangnya suara vokal Zuhdi Sang dan dentingan piano dari Cak Rus mengantarkan kita berpikir bagaimana manusia kini berlomba mengejar kepuasan dan kemegahan dunia, membawa ‘gambaran Paris’ ke ‘Java’ justru menimbulkan malapetaka.
Sabda Pawon
Pelindung: Kombespol. Arif Nurcahyo
Penasihat: Marjana Hari Santosa
Pimpinan: Rh. Jati Kusuma
Keuangan: Harry Nugroho
Pengarah Produksi: Iqbal Tuwasikal
Produksi: Adi Surya M.
Stage Manager: Filla Urfan
Perekam: Erwin Rustaman, Nihil Pakuril
Penyunting Video: Erwin Rustaman
—————————————————————————————-
Penyanyi: Zuhdi Sang
Aransemen: Rusmansyah Khameswara
Piano: Rusmansyah Khameswara
—————————————————————————————-
PARIS VAN JAVA?
Mengapa deras hujan datangkan banjir
Mengapa kemarau panjang keringkan sumur ladang
Mengapa panen tiada lagi melimpah
Mengapa musim berubah datangkan petaka
Mengeluh, memaki
Namun tak juga kau temukan sebentuk jawabnya
Berlari, sembunyi,
Namun juga tak kau temukan jawabnya,
Mungkin karna kita jarahi belantara itu menjadi tambang-tambang perkebunan
Mungkin karna kita gadai sawah ladang itu menjelma gemerlap kota-kota
Atau karna kita peras lantah bumi raya kita demi besi baja penghapus dahaga
Mungkin semua karna kita yg terlalu pongah berpesta berebut kepuasan dunia