“Berikan aku sepuluh pemuda, maka akan ‘ku goncangkan dunia!” Kurang lebih begitulah yang pernah ditegaskan oleh Soekarno pada satu saat. Pada hari Kamis (1/8), Sajogyo Institute dan Pusat Studi Agraria Institut Pertanian Bogor (PSA-IPB) menyelenggarakan Sekolah Pemikiran Agraria (SPA).
Sekolah yang bertema ‘Kelas Pemikiran Agraria Indonesia’ dilangsungkan selama delapan hari (1-8/8) di Rumah Malabar 22 dan Kelas PSA-IPB di Baranangsiang. Sekolah ini diikuti oleh delapan orang peserta dari berbagai wilayah, seperti Bogor, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya.
Materi-materi yang diberikan dalam kelas ini per-harinya rata-rata membeda satu tokoh pemikir Agraria Indonesia. Tokoh-tokoh yang dibedah seperti Soekarno, Moh. Hatta, Tan Malaka, Ina E. Slamet, Mochtar Kusumaatmadja. Juga, kelas membedah sejarah pembentukan UUPA dari perjalanan Panitia Agraria (1948-1960).
Di hari terakhir (8/8), Pakar Agraria sekaligus Begawan Reforma Agraria, Gunawan Wiradi, memberikan materi Pengantar Sejarah Agraria Dunia dan Indonesia. Menurut beliau, sejarah Agraria penting untuk melihat seerti apa dinamika penguasaan agraria dari waktu ke waktu baik dari pengaruh global maupun lokal. Meski berbeda waktu, toh polanya tetap saja sama.
Sekolah Pemikiran Agraria sudah diselenggarakan dua kali di tahun 2019 kini. Sekolah angkatan pertama diselenggarakan pada 13-18 Mei 2019 di Rumah Malabar 22. Sekolah ini diikuti oleh sepuluh peserta dari Bogor dan Cirebon. [kmi]