Buku ini berisi situasi perempuan pada wilayah-wilayah ekstraksi raksasa sekitar industri migas, batubara, perkebunan kelapa sawit, industri kayu dan pertambangan rakyat. Di saat yang sama menampilkannya pandangan dan pengalaman perempuan yang mungkin nampak ‘biasa’, ‘kecil’ dalam mengurai persoalan reorganisasi ruang dan perubahan lansekap yang terjadi dalam skala nasional, bertahan hidup dan berjuang dari gempuran percepatan perubahan sosial ekologis.
Guru besar antropologi Hukum UI, Prof. Dr. Sulistyowati Irianto menilai buku ini “berhasil menggemakan suara perempuan yang biasanya ditenggelamkan dan diabaikan oleh studi ethnografi arus utama”.
Penerbit Kompas, Sajogyo Institute dan Mama Aleta Fund mengundang publik berpartisipasi dalam serial #12 Webinar-zoom meeting ‘Perempuan di Tanah kemelut’, pada Sabtu, 30 Mei 2020, pukul 14.00-16.00 WIB.
Moderator:
Siti Maimunah, Peneliti Sajogyop Institute, Kandidat PhD Universitas Passau, WEGO-ITN Marie Sklodowska-Curie Fellow
Narasumber:
1. Sartika Nur Shalati, penulis Buku, Sajogyo Institute Fellow
2. Kasmoini, penulis buku, Sajogyo Institute Fellow
3. Aleta Baun, Pendiri Mama Aleta Fund dan Penerima Goldman Prize Award
4. Dewi Kanti Setianingsih, Komisioner Komnas Anti Kekerasan Terhadap Perempuan
Mari mendiskusikan:
Bagaimana situasi perempuan pada situasi kriis sosial ekologis dan strategi mereka bertahan hidup? Bagaimana mengubah situasi tertindas menjadi pejuang dalam melawan perusakan ruang hidup yang masif? Apa saja sistem pendukung yang dapat dipakai perempuan pejuang agar bisa memperkuat komunitas dan membantu perjuangannya?
Untuk registrasi, silakan mengisi: https://forms.gle/
Diskusi #12 Webinar-zoom meeting bisa diikuti dengan mengklik: klik.kompas.id/
Narahubung: Septi 081290508936
