Intensitas bahaya alamiah semakin meningkat, korbannya terus meluas, sementara penanganannya memaksa warga hidup bersama ketidakpastian. Akankah rangkaian peristiwa itu mengubah persepsi kita atas “bencana”? Apakah banjir di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan bisa dilihat sebagai bencana industrial – melihat fakta bahwa industri ekstraktif (logging, tambang dan kebun sawit) berkontribusi pada pembukaan hutan secara besar-besaran? Lantas apa yang bisa dipelajari dari bencana industrial, seperti kasus semburan dan banjir lumpur Lapindo yang hingga kini belum usai? Perlukah kita mengubah skala paradigmatik, cara pandang, dan bingkai kerja manajemen bencana merespon semakin liarnya industrialisasi di republik ini?
Info dan pendaftaran: https://eutenika.org/archives/1880