Tahun: 2017
Penulis: Abdul Waris
Daerah Penelitian: Pulau Seram, Provinsi Maluku
Kata kunci: Produksi-Konsumsi, Sustainable Livelihood, Etnografi
Deskripsi:
Apa itu ruang? Dalam kerangka baca ilmu fisika ruang memiliki tiga dimensi, panjang, lebar dan tinggi. Yang secara keseluruhan bisa terukur dengan pasti. Di samping itu ruang sebagai bingkai dari subsatansi yang dilingkupinya. Jika kita posisikan sebagai ruang hidup manusia, tidak terpisah dengan penghidupannya. Bingkai tentu bukan samata pemanis yang dicitrakan, namun memuat isi yang tertera di dalamnya. Ruang sosial jauh lebih komplek dan tidak terukur sebagaimana fisikawan mengukur sesuai dengan rumusnya. Manusia dalam menandai ruangnya bisa sangat fleksibel. Tidak kaku berdasar garis-garis sudut yang dibentangkan dari satu titik bertemu dititik berikutnya.
Garis hubung dalam ruang-orang (hyphen) mengisyaratkan adanya kelenturan spasial antara orang dan ruangnya. Orang dengan daya fikir dan jelajah imajinasinya yang menaruh pemaknaan. Lajur sejarah ruang hidup dari layanan alam yang sama. Cara orang Maluku dalam menandai ruangnya dengan hadirnya pohon sagu. Menempatkan di mana batas antar Hutan satu dengan lainnya, Negeri satu dengan lainnya, Dusun satu dengan lainnya. Menjadi ruang batas sekaligus ruang bertemu yang bisa diakses oleh manusia dari Negeri keduanya. Dan atau manusia yang sekelebat melintas sewaktu melakukan perjalanan.
Download di sini.