Fokus Studi
Di bawah pemerintahan Jokowi, kebijakan perhutanan sosial mengalami perubahan yang cukup mendasar. Dari sisi pembaruan tenurial, alih-alih ditempatkan secara terpisah, ia kini dimaknai sebagai bagian dari kerangka besar kebijakan “Reforma Agraria dan Perhutanan Sosial” (RAPS). Dalam kerangka besar ini, pelaksanaan RAPS membentuk satu kontinum yang merentang mulai dari skema “legalisasi” dan “redistribusi” tanah di luar kawasan hutan hingga lima skema perhutanan sosial di hutan negara maupun hutan hak (HTR, HKM, HD, HA, HK). Dua skema yang pertama dibebani target yang cukup tinggi sebesar 9 juta ha hingga 2019, sementara lima skema terakhir juga memiliki target yang tak kalah tinggi yakni sebesar 12,7 juta ha hingga 2019.
Studi ini berusaha mengikuti proses perubahan kebijakan perhutanan sosial yang terjadi sejak masa pemerintahan Jokowi dan menelusuri dinamika pelaksanaannya hingga di tingkat tapak. Secara khusus, studi ini memfokuskan perhatiannya pada kawasan hutan di Jawa yang dikelola oleh Perhutani. Dengan demikian, ada dua ranah yang hendak dicermati oleh studi ini. Pertama, pada tataran kebijakan, studi ini hendak mencermati bagaimana perubahan kebijakan perhutanan sosial ini diterima, dinegosiasi, dan dimodifikasi oleh manajemen Perhutani dan para aparatnya hingga di level terbawah dalam proses interaksinya dengan berbagai aktor lain yang berkepentingan. Kedua, pada tataran sosial-ekonomi masyarakat, studi ini hendak mendalami dampak dari implementasi perhutanan sosial model baru ini pada masyarakat di sekitar kawasan hutan Perhutani, khususnya menyangkut perubahan akses atas lahan dan sumber daya alam di dalam kawasan hutan maupun sistem mata pencaharian mereka.
Sejalan dengan kedua ranah kajian tersebut, studi ini menerapkan pendekatan multi-sites research yang mencakup dua jenis kerja lapang (fieldwork) sebagai berikut. Kerja lapang pertama dilakukan di lingkungan para pengambil kebijakan perhutanan sosial di pusat serta di lingkungan manajemen Perhutani mulai dari jajaran direksi di kantor pusat hingga aparat pelaksana di daerah dan tapak. Kerja lapang kedua dilakukan di antara warga masyarakat di sekitar kawasan hutan Perhutani, khususnya (namun tidak terbatas) mereka yang terlibat dalam skema baru perhutanan sosial di wilayah Perhutani, yakni IPHPS. Kegiatan yang terakhir ini mencakup kajian agraria dan sosial-ekonomi di enam komunitas kehutanan yang akan dipilih untuk mewakili tipologi konteks tenurial dan ekosistem yang berlainan.
Tujuan Studi
Studi ini dilakukan dengan beberapa tujuan sebagai berikut:
- Memahami proses-proses kebijakan dan dinamika antar aktor selama pelaksaan program perhutanan sosial di kawasan hutan Perhutani, khususnya dalam empat tahun terakhir ini.
- Memahami dinamika sosio-agraria dan sosial-ekonomi dari masyarakat pemanfaat kawasan hutan Perhutani selama pelaksanaan program perhutanan sosial.
- Mengkaji berbagai kemungkinan maupun batasan (possibilities and limits) dari pelaksanaan program perhutanan sosial dalam penyelesaian konflik tenurial dan peningkatan taraf hidup komunitas kehutanan di sekitar kawasan hutan Perhutani.
- Menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi pelaksanaan kebijakan pembaruan tenurial yang lebih baik di kawasan hutan Perhutani pada masa-masa mendatang.
Waktu Pelaksanaan Riset
Pelaksanaan riset ini akan berlangsung selama tiga bulan mulai dari Desember 2018 hingga Februari 2019. Masa tiga bulan ini masing-masing dialokasikan untuk tahap persiapan, tahap pengumpulan data, dan tahap penulisan laporan.
Peluang Karir
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan riset sebagaimana telah diuraikan di atas, Sajogyo Institute membuka kesempatan bagi mereka yang memenuhi kualifikasi untuk tiga posisi sebagai berikut.
- Peneliti
Dibutuhkan satu orang dengan kualifikasi minimal S2 atau dengan pengalaman lima tahun di bidang sosiologi, antropologi, atau kehutanan untuk terlibat sebagai peneliti dalam studi ini. Kandidat harus pernah memiliki pengalaman riset di bidang perhutanan sosial, menguasai dasar-dasar statistik sosial serta dapat memimpin dan mengooordinasikan tim riset.
Peneliti terpilih akan bekerja di bawah arahan Pengarah Studi (SC) dan dituntut untuk dapat membangun sinergi dan kerja sama dengan para peneliti Sajogyo Institute lain yang saat ini sedang terlibat dalam skema riset lain mengenai perhutanan sosial di Jawa dan luar Jawa.
Peneliti akan dikontrak dengan “sistem paket” untuk memimpin dan mengoordinasikan para asisten peneliti dan sekaligus menjalankan tiga rangkaian kegiatan (paket) sebagai berikut:
- Paket 1 (Persiapan) yang mencakup: studi pustaka, penyusunan desain studi, pelatihan, dan uji coba instrumen pengumpulan data;
- Paket 2 (Field Work) yang mencakup: pengembangan kontak informan dan sumber data, pengumpulan data dan informasi, triangulasi, dan FGD;
- Paket 3 (Penulisan) yang mencakup: pengolahan data, rangkaian lokakarya penulisan dan penyusunan laporan serta rekomendas
- Asisten Peneliti (Studi Kebijakan)
Dibutuhkan satu orang asisten peneliti untuk membantu peneliti melakukan pengumpulan data dan informasi mengenai perubahan kebijakan perhutanan sosial di KLHK dan adopsinya di lingkungan Perhutani. Kualifikasi yang dibutuhkan untuk posisi ini adalah fresh graduate S1 atau mahasiswa S1 tingkat akhir di bidang politik, sosiologi, antropologi, atau kehutanan.
Asisten peneliti akan dikontrak dengan sistem harian untuk melaksanakan pengumpulan data dengan periode waktu selama 15 hari kerja.
- Asisten Peneliti (Studi Agraria dan Sosial-Ekonomi)
Dibutuhkan enam orang asisten peneliti untuk membantu peneliti melakukan pengumpulan data dan informasi di antara komunitas kehutanan yang berada di sekitar kawasan hutan Perhutani terkait pelaksanaan kebijakan perhutanan sosial di tingkat tapak. Kualifikasi yang dibutuhkan untuk posisi ini adalah fresh graduate S1 atau mahasiswa S1 tingkat akhir di bidang sosiologi, antropologi, atau kehutanan.
Asisten peneliti akan dikontrak dengan sistem harian untuk melaksanakan pengumpulan data dengan periode waktu selama 15 hari kerja.
Sistem Insentif
Kandidat yang terpilih untuk ketiga posisi di atas akan terlibat dalam iklim dan tradisi riset di Sajogyo Institute yang sangat terstruktur dan di bawah mentoring para peneliti senior di bidang kehutanan, agraria dan pedesaan. Sejak proses persiapan hingga tahap penulisan laporan, semua anggota tim akan terlibat dalam “regu belajar” yang sistematis dan intensif.
Semua anggota tim juga akan memperoleh insentif keuangan berupa honor sesuai jenis kontrak masing-masing (harian atau paket). Selama tahap pengumpulan data di lapangan, semua anggota tim juga akan disediakan uang perdiem, akomodasi, transportasi, biaya FGD dan biaya penggandaan data. Selain itu, uang perdiem dan transport lokal juga akan disediakan selama mengikuti training pada tahap persiapan (pra field work) maupun lokakarya penulisan (pasca field work).
Pengajuan Lamaran
Lamaran disampaikan secara tertulis yang di dalamnya termuat pernyataan minat dan motivasi serta harapan. Surat lamaran dilampiri dengan CV dan contoh tulisan (tulisan yang telah terpublikasi akan menjadi nilai tambah).
Semua berkas lamaran diantarkan langsung atau diposkan ke kantor Sajogyo Institute, Jl. Malabar 22, Bogor. Berkas lamaran juga bisa dikirimkan dalam bentuk digital dan diemailkan ke eksekutif@sajogyo-institute.org dan mahmudamir1003@gmail.com.
Tenggat akhir pengiriman lamaran adalah pada 25 November 2018 pukul 23.59 WIB.