Merajut Kembali Warisan Keilmuan WF. Wertheim: Kunjungan Pengajar dan Mahasiswa National University of Singapore

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on telegram
Telegram
Sabtu kemarin (24/12), Sajogyo Institute menerima kedatangan tamu dari Singapura, DR. Azhar Ibrahim Alwee (Pengajar National University of Singapore) bersama para mahasiswanya, Ahalla Tsauro (Mahasiswa asal Indonesia) dan Wan Khuzairey (Mahasiswa asal Malaysia). Kedatangan DR. Azhar sebagai bentuk silaturahim dan menyambung kembali benang warisan keilmuan Prof. WF Wertheim, Guru Besar Emeritus University of Armsterdam, pionir ilmu sosial kritis di Indonesia dan kawasan Dunia Ketiga.
Sebagai catatan, DR Azhar Ibrahim Alwee merupakan murid dari Prof. DR. Syed Hussein Alatas, Guru Besar Sosiologi National University of Singapore dan dikenal sebagai ilmuwan sosial kritis terkemuka di Asia Tenggara. Baik Prof. Syed Hussein Alatas dan Prof. Sajogyo merupakan sesama murid dari Prof. WF. Wertheim.
 
Dalam kunjungannya, berlangsung diskusi hangat menyangkut berbagai masalah dan kegelisahan, mulai dari semakin terpinggirkannya tradisi ilmu sosial kritis di kampus-kampus, diskursus yang berkembang di kalangan anak muda saat ini, berbalik arahnya komitmen kaum intelektual hari ini, ancaman kebebasan berekspresi, berargumen kritis dan berpendapat di kampus, semakin miskinnya kritik atas ekspansi pembangunan dan kapitalisme global, makin sepinya jenis riset berjangka panjang dengan skala besar, hingga pentingnya memprioritaskan pendidikan kesadaran kritis untuk para aktivis muda (lintas negara).
Diskusi yang terjadi di Sajogyo Institute menarik bagi DR. Azhar Ibrahim Alwee terutama masalah metode dan prinsip riset Kaji Tindak Partisipatif yang dikerjakan oleh Sajogyo Institute selama ini. Baginya, riset tidak akan berkembang jika tidak ditindaklanjuti tanpa aksi dan terbentuknya solidaritas dan emansipasi.
 
“Banyak yang Kami pelajari dan terinspirasi terhadap kerja riset dan aktivisme Tuan dan rekan-rekan sangat menginsafi Kami bahwa gagasan idea yang emanzipatoris hanya ampuh dengan tekun pada aksi, ilmi dan solidaritas manusiawi”, tegas DR. Azhar Ibrahim Alwee.
Dari diskusi dan dialog ini, disepakati beberapa agenda kerjasama dan kolaborasi bersama ke depannya, terutama saling berbagi dan bertukar keilmuan dan pendidikan kritis bagi aktivis muda antar negara.
 
“Semoga ke depan, kita dapat berkumpul lagi dan saling berbagi dengan ide dan gagasan karena banyak titik tolak persamaan yang wajar kita sambuti”, kata dari DR. Azhar Ibrahim Alwee. [KMI]

More to explorer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

9 + 20 =

KABAR TERBARU!