Tahun: 2014
Penulis: Surya Saluang
Daerah Penelitian: Kepulauan Halmahera, Provinsi Maluku Utara
Kata Kunci: Ruang Hidup, Etnografi, Masyarakat Adat, Tobelo Dalam, Pendekatan Tubuh
Kepulauan ini merupakan jalan penghubung dua samudra dan jembatan dua dunia dan sejarahnya, baik secara politik maupun ekonomi sangat ditentukan oleh geografi. Ada beberapa ciri yang istimewa. Selama berabad-abad Kepulauan Rempah-rempah atau Maluku di ujung timur, punya monopoli atas kemewahan yang membuat air liur di seluruh dunia menetes di ujung barat, jalur sempit, selat Malaka adalah jalur terpendek bagi rempah-rempah ini mencapai anak benua India dan Eropa, dan juga rute laut terpendek antara China dan Barat. Karena itu jalur ini secara alami menjadi jalur pusat perdagangan dan, sejak awal mula sejarah, kota-kota kaya di salah satu sisinya, Sriwijaya (Palembang), Melayu (Jambi), Malaka dan Singapura saling susul menguasai gerbang antara Tmur dan Barat itu. Kota-kota perdagangan itu mampu membangun imperium perdagangan yang menguasai kepulauan itu.
– JS Furnivall. Hindia Belanda: Studi tentang Ekonomi Majemuk. Terj. Samsudin Berlian, Freedom Institute Jakarta, 2009
Kutipan di atas, dengan sangat padat menggambarkan bagaimana dari bentang geografis, tumbuh ruang dan seterusnya membentuk aliran sejarah tertentu yang panjang pada level global, bermula dari akar komoditas rempah yang tumbuh justru di pedalaman (kepulauan Maluku). Sejarah ini, bisa dimungkinkan berkat kemunculan teknologi pelayaran dan navigasi yang berefek percepatan dalam berbagai mobilitas manusia dan barang. Masa yang digambarkan disini, merupakan awal dari kelahiran modernitas, dengan anak emasnya, teknologi dan gelombang ekspansi dunia barat ke timur, mencari sumber-sumber alam yang kaya dan kemudian mengkolonisasinya. Pertautan barat dan timur demikian, setidaknya sudah dimulai sejak 5 abad silam, dan terus saja berlanjut hingga hari ini.
Saluang S. 2014. Perampasan Ruang Hidup melalui Pendekatan Tubuh. Bogor (ID): Sajogyo Institute.